BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Di era yang serba modern ini, hampir setiap hal
dikerjakan dengan bantuan mesin. Sektor manufaktur, sebagai salah satu sektor
yang memberi dampak yang cukup besar pada dunia industri, sangat membutuhkan
bantuan mesin dalam setiap proses kerjanya. Perkembangan mesin pun semakin
meningkat ke sistem otomasi. Melalui sistem otomasi, proses manufaktur dapat
mengalami peningkatan di bidang efisiensi pada cost, produktivitas, serta profit.
Penggunaan mesin otomatis sangat terlihat dampaknya pada penguruangan manual material handling, seperti
penggunaan crane, conveyor, dan handling machine lainnya, Hal tersebut dapat mengefisienkan
penggunaan sumber daya manusia. Sehingga hanya cukup melakukan proses operasi
yang tidak dapat diakomodasi oleh mesin. Cost
yang keluar untuk tenaga manusia pun dapa dikurangi. Kecepatan dari produk yang
dihasilkan pun dapat meningkat dengan adanya mesin otomastis. Semakin cepat
maka semakin efisien proses manufaktur secara keseluruhan dan didapatakan
produk yang lebih banyak untuk dipasarkan. Hal tersebut berimplikasi pada
peningkatan profit.
Penggunaan computer dalam proses manufaktur pun
menjadi salah satu cara peningkatan efisiensi yang dapat diandalkan. Mesin
terkomputerisasi ini biasa disebut dengan CNC (Computer Numerical Control).
Pada mesin CNC instruksi dari operator disimpan sebagai program dalam
pengkodean angka micro-computer yang terhubung pada mesin. Aplikasi dari
mesin CNC pada mesin manufaktur antara lain pada mesin bubut dan mesin fris.
Mesin CNC memudahkan proses dengan kesulitan yang cukup tinggi sekalipun.
Selain di bidang manufaktur, mesin CNC juga memiliki aplikasi yang luas di
bidang aviasi, otomotif, hingga elektronik.
Sebagai mahasiswa Teknik Industri yang juga turut
memperhitungkan efisiensi proses produksi, diperlukan pengetahuan mengenai
mesin yang digunakan, dalam hal ini adalah mesin CNC yang diaplikasikan pada
mesin bubut dan mesin fris. Pada praktikum ini digunakan mesin CNC TU-2A (mesin
bubut) .
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana cara pengoperasian mesin CNC?
2.
Bagaimana pengkodean pada mesin CNC yang sesuai untuk mengahasilkan sebuah produk
sesuai gambar teknik yang telah dirancang?
1.3.Asumsi
dan Batasan Masalah
1.3.1 Asumsi dan batasan pada mesin TU-2A
1.
Kecepatan pemakanan yang direkomendasikan maksimal sebesar 100 mm/min.
2.
Pemakanan yang direkomendasikan maksimal sedalam 1.0 mm.
3.
Pahat pada mesin TU-2A merupakan pahat kanan.
1.3.2. Asumsi dan batasan pada praktikan mesin TU-2A
1.
Praktikum dilakukan di Laboratorium CNC, Workshop Teknik mesin Politeknik Negeri
Semarang
2.
Praktikan menggunakan perlengkapan untuk menjaga keselamatan.
3.
Bahan yang diproses merupakan alumunium solid berbentuk silinder
1.4.Tujuan
Praktikum
1.
Mengetahui cara pengoperasian mesin CNC.
2.
Mengetahui pengkodean yang sesuai untuk mengahasilkan sebuah produk
sesuai gambar teknik yang telah dirancang.
1.5.Manfaat
Praktikum
1.
Praktikan dapat mengetahui cara pengoperasian mesin CNC.
2.
Praktikan dapat mengetahui pengkodean yang sesuai untuk mengahasilkan
sebuah produk sesuai gambar teknik yang telah dirancang.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 Pengertian
Mesin CNC
CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol b erbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda dengan mesin perkakas konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool atau mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan dan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain.
Gambar 2.1 Mesin CNC
Demikian pula dengan pengaturan kondisi pemotongan (kecepatan
potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan) serta fungsi pengaturan yang
lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisi daya (jumlah putaran poros
utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman, pengaturan cairan pendingin
dan sebagainya. Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang
dapat membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang
diarahkan secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC
dapat diubah melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat ketelitian mesin CNC
lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan
ballscrew pada setiap poros transportiernya. Ballscrew bekerja seperti lager
yang tidak memiliki kelonggaran/spelling namun dapat bergerak dengan lancar.
Dengan telah berkembangnya Mesin CNC, maka benda
kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang banyak.
Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi dengan mesin
perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang operator mesin
perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada
permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu
singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila
menggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih
rumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya
produknya akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,
berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak,
akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer Numerlcally Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja
melalui pemogramman yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer.
Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau
semiotomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada.
Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah
direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksikusi
atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek
berulang-ualang agar program benar- benar telah sesuai dengan bentuk benda
kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin
CNC. Pengecekan tersebut dapat melalui
layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada fasilitas cheking
melalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter
yang dipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais. Setelah program
benar-benar telah berjalan seperti rencana, baru kemudian
dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
2.2 Jenis
Mesin CNC
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi
menjadi tiga jenis, antara lain:
1. Mesin
CNC 2A
Mesin
CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya pada arah dua sumbu
koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z, atau dikenal dengan mesin
bubut CNC.
2. Mesin
CNC 3A
Mesin
CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki gerakan sumbu utama
kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal dengan mesin frsais CNC.
3. Mesin
CNC kombinasi
Mesin
CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan pekerjaan bubut dan freis
sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan peralatan pengukuran sehingga dapat
melakukan pengontrolan kualitas pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang
dihasilkan. Pada umumnya mesin CNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A
(bubut) dan mesin
CNC 3A (frais).
2.3 Komponen
Utama Mesin CNC
2.3.1
Mesin CNC TU-2A
1. Monitor
Pada mesin CNC TU-2A monitor berfungsi untuk menunjukkan informasi program yang sedang berjalan pada mesin.
Gambar
2.3.1.1 Monitor pada Mesin CNC TU-2A
2. Tailstock
Pada mesin bubut TU-2A tailstock berfungsi untuk
menahan benda kerja yang panjang agar benda kerja tidak oleng dan untuk
mencekam pahat drill.
Gambar
2.3.1.2 Tailstock pada Mesin CNC TU-2A
3. Revolver
pahat
Pada mesin bubut TU-2A terdapat revolver pahat yang berguna untuk mencekam pahat dalam jumlah banyak ( maksimum 6 buah, 3 buah pahat luar dan 3 buah pahat dalam).
Gambar
2.3.1.3 Revolver Pahat pada Mesin CNC TU-2A
4. Chuck
Pada mesin bubut TU-2A chuck berfungsi untuk mencekam benda kerja.
Gambar
2.3.1.4 Chuck pada Mesin CNC TU-2A
5. Konfigurasi
tombol menunjukkan konfigurasi dan tombol-tombol atau bagian-bagian untuk
mengoperasikan mesin bubut CNC TU-2A, yang terdiri dari:
Gambar 2.3.1.5 Konfigurasi Tombol pada Mesin CNC TU-2A
1.
Saklar utama, digunakan untuk menghidupkan/ mematikan mesin
2. Lampu indikator, digunakan sebagai petunjuk bahwa jika lampu hidup maka mesin dalam keadaan hidup
3. Saklar untuk menghidupkan spindle (untuk saklar menunjuk angka 0 – spindle mati, angka 1 – spindle hidup untuk melayani manual, CNC – spindle hidup untuk pelayanan CNC/otomatis).
4. Tombol untuk mengatur besar putaran spindle
5. Display penunjuk besar putaran spindle.
6. Tombol untuk mengatur kecepatan asutan ( untuk mode manual ).
7. Lampu indicator untuk mode manual
8. Tombol asutan untuk arah Z dan X untuk mode manual.
9. Tombol gerakan cepat jika di tekan bersamaan dengan mode asutan (no 8), maka gerak asutan menjadi cepat. Kecepatan asutan diatur dengan tombol no 6.
10. Display yang meunjukkan harga X dan Z dari gerakan eretan/ pahat dalam perseratus mm. data ini juga terlihat di monitor.
11. Switch untuk mengubah mengubah dari pelayanan / mode manual ke CNC atau sebaliknya pada mesin ini tersedia dua macam pelayanan / mode, yaitu dapat dipakai secara manual (mode manual) atau dipakai secara otomatis yang menggunakan program CNC (mode CNC).
12. Amperemeter, menunjukkan besar arus yang dipakai saat mesin digunakan. Pemakaian arus diharapakan tidak lebih dari 2 A, sebab kalau arus terlalu besar menunjukkan beban pada mesin sangat besar yang dapat menimbulkan kebakaran.
13. Emergency Stop Botton, merupakan saklar darurat.
14. Tombol DEL, dipakai untuk menghapus data/sajian yang akan diterangkan kemudian.
15. Tombol pengalih yang berfungsi untuk mengaktifkan jalannya X ke Z atau sebaliknya
16. Tombol INP, untuk memasukkan data yang akan dijelaskan kemudian.Selain itu juga ada tombol-tombol untuk gerak manual arah +X, -X, +Y, -Y, +Z dan -Z, yang terletak disebelah tombol angka (keyboard). Mesin juga dilengkapi dcngan monitor yang dipakai untuk memantau koordinat pahat (pada mode manual) atau program CNC yang aktif (pada mode CNC)
2. Lampu indikator, digunakan sebagai petunjuk bahwa jika lampu hidup maka mesin dalam keadaan hidup
3. Saklar untuk menghidupkan spindle (untuk saklar menunjuk angka 0 – spindle mati, angka 1 – spindle hidup untuk melayani manual, CNC – spindle hidup untuk pelayanan CNC/otomatis).
4. Tombol untuk mengatur besar putaran spindle
5. Display penunjuk besar putaran spindle.
6. Tombol untuk mengatur kecepatan asutan ( untuk mode manual ).
7. Lampu indicator untuk mode manual
8. Tombol asutan untuk arah Z dan X untuk mode manual.
9. Tombol gerakan cepat jika di tekan bersamaan dengan mode asutan (no 8), maka gerak asutan menjadi cepat. Kecepatan asutan diatur dengan tombol no 6.
10. Display yang meunjukkan harga X dan Z dari gerakan eretan/ pahat dalam perseratus mm. data ini juga terlihat di monitor.
11. Switch untuk mengubah mengubah dari pelayanan / mode manual ke CNC atau sebaliknya pada mesin ini tersedia dua macam pelayanan / mode, yaitu dapat dipakai secara manual (mode manual) atau dipakai secara otomatis yang menggunakan program CNC (mode CNC).
12. Amperemeter, menunjukkan besar arus yang dipakai saat mesin digunakan. Pemakaian arus diharapakan tidak lebih dari 2 A, sebab kalau arus terlalu besar menunjukkan beban pada mesin sangat besar yang dapat menimbulkan kebakaran.
13. Emergency Stop Botton, merupakan saklar darurat.
14. Tombol DEL, dipakai untuk menghapus data/sajian yang akan diterangkan kemudian.
15. Tombol pengalih yang berfungsi untuk mengaktifkan jalannya X ke Z atau sebaliknya
16. Tombol INP, untuk memasukkan data yang akan dijelaskan kemudian.Selain itu juga ada tombol-tombol untuk gerak manual arah +X, -X, +Y, -Y, +Z dan -Z, yang terletak disebelah tombol angka (keyboard). Mesin juga dilengkapi dcngan monitor yang dipakai untuk memantau koordinat pahat (pada mode manual) atau program CNC yang aktif (pada mode CNC)
2.4 Kode
Standar Mesin CNC
2.4.1 Pengkodean
pada Mesin TU-2A (Mesin Bubut)
Kode – kode perintah yang digunakan
dalam memprogram mesin bubut CNC dan mesin bubut CNC TU – 2A khususnya terdiri
dari duda jenis perintah, yaitu perintah yang dibuat dalam bentuk kode G dan
perintah yang dibuat dalam bentuk kode M.
2.4.1.1
Kode
G
Kode G adalah bentuk perintah yang
terkait dengan bentuk pergerakan alat potong. Jenis – jenis kode G yang
digunakan untuk memprogram mesin bubut CNC TU – 2A adalah:
<No.>
<Kode G> <Keterangan>
1. G00 Perintah pergerakan cepat
2. G01 Perintah pergerakan lurus
3. G02 Perintah pergerakan melingkar searah jarum
jam
4. G03 Perintah pergerakan melingkat berlawanan arah
jarum jam
5. G04 Waktu penahanan / tinggal diam
6. G21 Blok Kosong
7. G25 Pemanggilan sub program (Sub unit)
8. G27 Perintah melompat
9. G33 Perintah pembuatan ulir
10. G64 Perintah untuk memutus arus ke motor
11. G65 Perintah pelayanan kaset
12. G66 Perintah pelayanan RS 232
13. G73 Siklus pemboran dengan pemutusan tatal
14. G78 Siklus penguliran
15. G81 Siklus pemboran untuk penandaan
16. G82 Siklus pemboran dengan tinggal diam
17. G83 Siklus pemboran dengan penarikan
18. G84 Siklus pembubutan memanjang
19. G85 Siklus pembubutan ulir
20. G86 Siklus pembubutan alur
21. G88 Siklus melintang
22. G89 Siklus perimeran dengan tinggal diam
23. G90 Pemrograman absolute
24. G91 Pemrograman inkrimintal. Penentuan titik
referensi / titik (0,0,0)
25. G92 Absolut
26. G94 Asutan dalam mm/min.
27. G95 Asutan dalam mm/put.
2.4.1.2 Kode M
<No.>
<Kode M> <Keterangan>
1. M00 Berhenti terprogram
2. M03 Spindle ON searah jarum jam
3. M05 Spindle berhenti
4. M06 Perhitungan panjang pahat
5. M17 Akhir sub program
6. M30 Akhir program
7. M98 Kompensasi kelonggaran secara otomatis
8. M99 Parameter lingkaran
2.4.1.2
Kode
A
1. A00:
Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
2. A01:
Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
3. A02:
Kesalahan pada nilai X
4. A03:
Kesalahan pada nbilai F
5. A04:
Kesalahan pada nilai Z
6. A05:
Kurang perintah M30
7. A06:
Putaran spindle terlalu cepat
8.
A09: Program tidak
ditemukan pada disket
9.
A10: Disket diprotek
10. A11:
Salah memuat disket
11. A12:
Salah pengecekan
12. A13:
Salah satuan mm atau inch
13. A14:
Salah satuan
14. A15:
Nilai H salah
15. A17:
Salah sub program
.
2.5 Prinsip
Kerja CNC
Pengoperasian mesin CNC secara umum adalah dengan
memasukkan perintah numerik melalui tombol-tombol yang berada pada panel mesin.
Berdasarkan dengan berbagai macam bentuk yang dapat diakomodir oleh mesin CNC
maka perlu pengetahuan pada penentuan titik referensi. Ada 2 macam cara
penentuan titik refrensi
1.
Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong
menjadi titik referensi selama proses machining berlangsung. Pada mesin
bubut, titik referensi berada pada titik pusat benda kerja pada bagian ujung
terluar. Pada mesin fris titik refrrensi dapat diletakkan dimana saja,
tergantung dari preferensi operator tapi umumnya pada pertemuan 2 sisi benda
kerja.
2.
Sistem Inkremental
Pada sistem ini titik refrensi yang digunakan
sebagai acuan selalu berpindah-pindah menurut titik terakhir pada pada proses
yang dikerjakan. Pada mesin bubut dan fris untuk menemukan titik refrensinya
metode yang digunakan sama, yaitu pada titik terakhir proses.
2.5.1
Prinsip Kerja Mesin CNC TU-2A
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai
prinsip gerakan dasar seperti halnya Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan ke
arah melintang dan horizontal dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip
kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin Bubut konvensional yaitu
benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak sedangkan alat potong diam. Untuk
arah gerakan pada Mesin Bubut diberi lambang sebagai berikut:
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus
terhadap sumbu putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar
sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNC
TU-2A dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini:
Gambar
2.5.1.1 Mekanisme Gerakan Mesin CNC TU-2A
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum proses produksi dilaksanakan pada Hari Rabu-Kamis, September
sampai November 2017 pukul 14.30-19.30 WIB di Laboratorium CNC, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat yang
Digunakan
1. Mesin CNC TU-2A
Gambar
3.2.1.1 Mesin CNC TU-2A
2. Jangka
Sorong
Jangka
sorong digunakan untuk mengukur benda kerja sebelum
dilakukan proses permesinan. Alat ini digunakan karena memiliki ketelitian yang
lebih akurat yaitu 0.02 mm.
Gambar 3.2.1.3
Jangka Sorong
3. Kunci
T
Kunci
T digunakan untuk mengencangkan dan mengendurkan chuck ketika akan melepas atau memasang benda kerja.
Gambar 3.2.1.4
Kunci T
3.2.2
Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah
alumunium solid berentuk silinder dengan diameter 24 mm untuk pengerjaan
menggunakan mesin CNC TU-2A.
3.3. Langkah Kerja
3.3.1 Mesin CNC TU-2A
1.
Menggambar benda kerja yang akan dibuat.
2. Membuat
kode pengerjaan sesuai dengan benda kerja yang akan dibuat.
No.
|
G
|
X
|
Z
|
F
|
H
|
00
|
92
|
3000
|
200
|
|
|
01
|
95
|
|
|
|
|
02
|
M03
|
|
|
|
|
03
|
00
|
2800
|
200
|
|
|
04
|
84
|
2600
|
-4000
|
100
|
0
|
05
|
00
|
2600
|
200
|
|
|
06
|
84
|
2400
|
-3900
|
100
|
|
07
|
00
|
2400
|
200
|
|
|
08
|
84
|
2200
|
-3800
|
100
|
|
09
|
00
|
2200
|
200
|
|
|
10
|
84
|
1800
|
-3600
|
100
|
|
11
|
00
|
1800
|
200
|
|
|
12
|
84
|
1600
|
-2900
|
100
|
|
13
|
00
|
1600
|
200
|
|
|
14
|
84
|
1400
|
-2800
|
100
|
|
15
|
00
|
1400
|
200
|
|
|
16
|
84
|
1300
|
-2600
|
100
|
|
17
|
00
|
1300
|
200
|
|
|
18
|
84
|
1200
|
-2400
|
100
|
|
19
|
00
|
1200
|
200
|
|
|
20
|
84
|
1100
|
-2300
|
100
|
|
21
|
00
|
1100
|
200
|
|
|
22
|
84
|
1000
|
-2200
|
100
|
|
23
|
00
|
1000
|
200
|
|
|
24
|
84
|
800
|
-1950
|
100
|
|
25
|
00
|
800
|
200
|
|
|
26
|
84
|
550
|
-1950
|
100
|
|
27
|
00
|
550
|
200
|
|
|
28
|
84
|
240
|
-750
|
100
|
|
29
|
00
|
240
|
200
|
|
|
30
|
00
|
0
|
200
|
|
|
31
|
01
|
0
|
0
|
|
|
32
|
01
|
500
|
-1500
|
75
|
|
33
|
01
|
500
|
-2000
|
75
|
|
34
|
01
|
800
|
-2000
|
75
|
|
35
|
01
|
1400
|
-2800
|
75
|
|
36
|
02
|
1800
|
-3000
|
75
|
|
37
|
01
|
1800
|
-3600
|
75
|
|
38
|
02
|
2200
|
-3800
|
75
|
|
39
|
02
|
2600
|
-4000
|
75
|
|
40
|
00
|
3000
|
200
|
|
|
41
|
M05
|
|
|
|
|
42
|
M30
|
|
|
|
|
3. Menyiapkan
benda kerja dan peralatan seperti jangka sorong, mesin CNC TU-2A termasuk pahatnya,
dan kunci yang dibutuhkan.
4. Menyalakan
mesin CNC TU-2A.
5. Memasang
benda kerja pada pencekam.
6. Mengatur
kecepatan spindle.
7. Menentukan
titik refrensi benda kerja pada sumbu X maupun sumbu Y, dengan cara menggeser
pahat secara manual hingga menyentuh permukaan benda pada sumbu X maupun Y.
Setelah menyentuh tekan DEL.
8. Mengubah
koordinat pada sumbu X dan sumbu Y menjadi 3000
dan 200, kemudian tekan H/C.
9. Masukkan
kode yang telah dibuat sebelumnya.
10. Periksa
ulang program dengan menekan tombol –
11. Pemeriksa
pola dari benda kerja yang akan dibubut dengan penggambaran pada kertas.
12. Menekan
tombol START untuk menjalankan proses pembubutan sesuai program.
13. Mematikan
mesin.
14. Bersihkan
benda kerja dari tatal.
15. Melepas
benda kerja dari pencekam.
16. Membersihkan
tatal yang ada pada mesin CNC TU-2A.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. Macam-macam Variansi Mesin CNC. Diakses
dari http://hukama.weebly.com/sekolah.html. Diakses pada 13 November 2017 pukul 21.15.
Darmawan, Arief. 2014. Modul Praktikum Proses dan Sistem Produksi,
CNC-Computer Numerically Controlled. Yogyakarta.
Taufan, Muhammad. 2011. Mesin CNC. Diakses dari http://www.rider-system.net/2011/10/mesin-cnc.html. Diakses pada 13 November 2017 pukul 13.42.